Blog Ini adalah Bagian dari www,kaoskhasbatam.com dan www.warungdisain.com
Showing posts with label Kaos Hindu. Show all posts
Showing posts with label Kaos Hindu. Show all posts
Cara Pesan Distro Kaos Hindu

Cara Pesan Distro Kaos Hindu

Cara Pesan Distro Kaos Hindu
Hub:
0896 3738 9266 / 0878 9424 8464
Pin BB: 21E816DB

Cara Pesan Distro Kaos Hindu
Hub:
0896 3738 9266 / 0878 9424 8464
Pin BB: 21E816DB

Cara Pesan Distro Kaos Hindu
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHFTg0LXJ01Z_K4jXrGxNhy9XPZVM4-nOuWMZfkmvF6RIxSNnwJjOJsYKvvBseT9PUl3U3c_2TQNDdxWiH4XdO-Yf19aZX2ypV5qr15Q6e2EV0ce9DcFPBQ_4zwUA_zntWdra4SCDSx4dQ/s72-c/untitled.png
Detail
Kaos Hindu Dewa Shiva 1

Kaos Hindu Dewa Shiva 1

Rp 80,000.00


Kaos Hindu deva Shiva Warna Kaos Hindu:Merah Cabe

Rp 80,000.00


Kaos Hindu deva Shiva Warna Kaos Hindu:Merah Cabe

Kaos Hindu Dewa Shiva 1
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-gkv0zlGlcnzs910ngO97xFKbL7lZc0yUb4FtFxfogMr3P7MsqGiwhwJvkA1IVajvYTbrM4MFriALccPL0V5aoFJSZXcnJc57xGGyaWIQp-kQCaBWhjftyq1lAdTcADufvsa1jZiVRYb3/s72-c/kaos+hindu+Dewa+Siwa.jpg
Detail
Kaos Hindu Ganesha 4

Kaos Hindu Ganesha 4

Rp 80,000.00


Kaos Hindu Ganesha
Warna Kaos Hindu Ganesha:Kuning

Rp 80,000.00


Kaos Hindu Ganesha
Warna Kaos Hindu Ganesha:Kuning

Kaos Hindu Ganesha 4
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC3x4t4UKUeQPX3z7BXIFQ80lgWBa03X0VVCFHuA_S2d3fRn2XhoejpBt97eWIqi2_c8AsWmyivPB65gqT-CmwqaBYIq7mfWTxCeyqtll742N29sWt9u0SpnB32qFmOa8cX7K0e57F_D4Z/s72-c/kaos+hindu+ganesha+3+cowok+warna+kuning.jpg
Detail
Kaos Hindu Ganesha 3

Kaos Hindu Ganesha 3

Rp 80,000.00


Kaos Hindu Ganesha Warna Kaos Hindu:Merah Cabe

Rp 80,000.00


Kaos Hindu Ganesha Warna Kaos Hindu:Merah Cabe

Kaos Hindu Ganesha 3
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkRmr5SbyAVPDZ_RtU8P08c4gTdmX5yCP0WwmGgGq3NpA7uZSY5gWHGB51AX-y9MlqkMPuoeJlVzhOvo5sAOMELWyhplOREj5Uw7xb6M8cOBonC0i2kqATgA50278v-7ibRf5Rdjm3_QjA/s72-c/kaos+hindu+ganesha+merah+cowok+2.jpg
Detail
Kaos Hindu Symbol Ongkara

Kaos Hindu Symbol Ongkara

Rp 80,000.00


Kaos Hindu Ganesha Warna Kaos Hindu:Putih,

Rp 80,000.00


Kaos Hindu Ganesha Warna Kaos Hindu:Putih,

Kaos Hindu Symbol Ongkara
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUOHHaJuaIWWF8wNV8LO6-nPy7eFF_QtH7U8WqulmaPelSjlINh2lwrihyaeglFCT6QtIfFRFnPLIfFzdePQSuo0MkJ3hD_8sA9KRNuMwkZ5iq6_uQSbWS1nC3jPbbFhBkP6X-XVIjj5ZI/s72-c/kaos+hindu+ongkara+india+merah+cowok.jpg
Detail
Kaosa Hindu Deva Ganesha 2

Kaosa Hindu Deva Ganesha 2

Rp 80,000.00


Kaos Hindu Ganesha 2 Warna Kaos Hindu:Putih,

Rp 80,000.00


Kaos Hindu Ganesha 2 Warna Kaos Hindu:Putih,

Kaosa Hindu Deva Ganesha 2
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-acpj8CiQ0SgNgrStcQYN0DYekJF6BIa-5uvw5sXRZTOA6WMw3eIqosX0wgdACEzrbnYoEr9oRkC5MsWBWNu2jYBjZ6B_k69KSf3gY2C7xNBHjFia8OqWQCvSSlKonj6atChz0oOWZmfB/s72-c/kaos+hindu+ganesha+vector.jpg
Detail
Kaos Hindu , Ganesha

Kaos Hindu , Ganesha

Rp 80,000.00
Kaos Ganesha
 
Ganesha merupakan Dewa Ilmu Pengetahuan yang mempunyai tangan empat.
Ganesha memiliki banyak gelar, termasuk Ganapati dan Wigneswara. Setiap nama mengandung arti berbeda-beda dan melambangkan berbagai aspek karakter dari Ganesha.
Nama Ganesha adalah sebuah kata majemuk dalam bahasa Sanskerta, terdiri dari kata Gana, berarti kelompok, orang banyak, atau sistem pengelompokan, dan Isha, berarti penguasa atau pemimpin.
Ganesha digambarkan berkepala gajah dengan perut buncit. Ganesha memiliki empat lengan, yang merupakan penggambaran utama tentangnya. Dia membawa patahan gadingnya dengan tangan kanan bawah dan membawa cawan berisi manisan, yang ia hisap dengan belalainya, pada tangan kiri bawah.
Dua tangan berikutnya, Ganesa digambarkan memegang sebuah kapak pada tangan sebelah atas dan sebuah tasbih pada tangan atas lainnya.

Berikut arti perlambang yang ada pada Ganesha:
Tasbih : Lambang Pengetahuan yang tiada putusnya; Lambang Kebijaksanaan & Pengetahuan Spiritual
Kapak : Lambang Penghancur Rintangan dan Halangan; Lambang Sifat Ksatria
 
Gading (yang dipatahkan) : Lambang pengorbanan diri untuk menyelesaikan masalah yang merintangi kemajuan
Selendang Ular yang merambat ke atas : Lambang Kekuatan yang luar biasa
Cawan berisi memanisan yang dihisap oleh belalai : Lambang Manis/Kesenangan yang diperoleh setelah menghalau halangan dan rintangan; Lambang Sumber Ilmu Pengetahuan yang tiada habisnya
Bunga Teratai/Buku : Lambang Ilmu Pengetahuan
Ganesha, sosok Dewa berbadan gemuk dan berkepala gajah ini sudah tidak asing lagi dalam kehidupan kita sehari-hari. Ganesha menjadi ikon/simbol lembaga-lembaga penting, sekolah-sekolah, atau pusat studi sebagai simbol ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan.
Ganesha telah menjadi begitu populer, dan kepopulerannya tidak hanya pada kalangan Hindu, tetapi telah merambah dunia secara keseluruhan. Seluruh umat, dari Hindu, Islam, Kristen, hingga Budha melihat Ganesha sebagai sosok mahluk lucu dan unik.
Ganesha memiliki kepala yang besar dengan dua telinga besar dan mata yang sipit. Kepala besar melambangkan kita sebagai manusia seharusnya lebih banyak menggunakan akal daripada fisik dalam memecahkan masalah.
Sedangkan mata yang sipit berarti konsentrasi. Pikiran harus diarahkan ke hal-hal positif untuk memperbaiki daya nalar dan pengetahuan.
Ganesha juga memiliki dua telinga besar yang mengajarkan supaya kita mendengarkan orang lain lebih banyak. Kita selalu mendengar, tetapi jarang sekali kita mendengarkan orang lain dengan baik: "Dengarkan ucapan-ucapan yang membersihkan jiwa dan seraplah pengetahuan dengan telingamu."
Ganesha mematahkan satu gadingnya untuk menggurat Kitab Suci di atas daun tal. Satu gading berarti kesatuan. Simbol ini menyarankan manusia hendaknya bersatu untuk satu tujuan mulia & suci.
Lantas, Ganesha juga memiliki mulut yang kecil dan hampir tidak kelihatan karena tertutup belalainya yang dengan rakus ”menghirup rasa” manisan susu ilmu di tangannya.
Mulut yang kecil itu mengajarkan agar kita mengontrol gerak mulut dan lidah. Maksudnya adalah bahwa kita harus mengurangi pembicaraan yang tidak-tidak. Sementara belalai yang menjulur melambangkan efisiensi dan adaptasi yang tinggi.
Beralih ke badan Ganesha yang besar:
Hal pertama yang kita lihat pastilah perutnya, karena perut itu memang buncit. Ganesha memang selalu dimanja oleh ibu Parvati, istri Siva sebagai anak kesayangan. Perut buncit melambangkan keseimbangan dalam menerima baik-buruknya gejolak dunia. Dunia diliputi oleh sesuatu yang berpasangan, yakni pasangan dua hal yang bertolak belakang. Ada senang, ada pula sedih. Ada siang, ada pula malam.
Ada wajah suram kesedihan di balik tawa riang kita. Dan sebaliknya, ada keriangan dan semangat dibalik kesenduan kita. Itulah hidup, dan kita harus menyadarinya.
Simbol Ganesha memegang sebilah kapak. Kapak berarti menumpas segala halangan dalam karya. Sementara itu, di tangan kiri Ganesha terdapat semangkuk manisan susu.
Terakhir, ada seekor tikus yang selalu berada di dekat Ganesha. Tikus, seperti sifat hewan aslinya, adalah hewan yang penuh nafsu mengigit. Ia memakan apa saja untuk memenuhi hasrat perutnya. Demikianlah tikus dijadikan lambang nafsu dalam figur Ganesha. Lalu mengapa tikus itu menjadi tunggangan Ganesha yang berbadan berat & tinggi ini?
Tikus, atau nafsu harus ditundukkan. Kita harus bisa menjadikan nafsu sebagai kendaraan sehingga kita dapat mengendalikannya, namun banyak manusia kini menjadi kendaraan dari nafsunya sendiri.
Analisa
Bentuk kepala gajah : bentuk kepala gajah mewakili dari sebuah pemikiran yang cerdas atau otak yang besar dalam terjemahan gampangan nya, sebab dalam penggambarannya sesuatu yang besar digambarkannya biasanya sangat berlebihan.
Telinga gajah : telinga gajah berarti peka terhadap semua informasi artinya dapat menyerap semua informasi terlepas benar atau salah nya informasi tersebut, telinga yang lebar menggambarkan penyerapan informasi dari khalayak umum (dari semua sisi).
  1. Mata gajah : mata gajah yang terlihat sempit atau menyipit melambangkan penuh perhatian pada segala hal.
  2. Hidung gajah : melambangkan kemampuan memprediksi jauh kedepan sebab kan kalo punya belalai panjang kalo mencium bau sesuatu kan ga perlu sampai jongkok atau mengerakkan bandan.
  3. Berbadan gemuk : artinya memilki data yang cukup buaaaanyak sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Kemudian kebanyakan yang digunakan sebagai lambang kecerdasan yang lebih umum seperti bentuk patung yang berada di candi prambanan
Nah digambar tersebut belalai/hidung arca ganesha menjuntai kearah mangkok disebelah kiri yang berisi kosong (versi Indonesia)….. dapat di artikan sebagai berikut, memprediksikan sesuatu hal dengan pertimbangan logika yang matang dan terperinci secara jelas, sehingga ketika sebuah alasan atau sebuah prediksi disampaikan dapat diterima dengan gamblang oleh semua pihak…. Hlo artinya koq bisa gitu? dari mana itu koq langsung keluar arti seperti itu? Hidung gajah kan udah diterangkan di atas, kemudian menjulur ke sebalah kiri artinya mendulukan pemikiran sebelah kiri (otak kiri) mangkok kosong mengartikan memperediksikan sebuah hal yang merupakan kewajibannya (soalnya kan di genggam ama tangan arca ganesha)
Bertangan empat, yang atu kan pegang mangkok…. Jadi tinggal tiga yang pegang tiga macam barang…. yaitu :
Tasbih : menyiratkan mempelajari segala hal harus berurutan.
Kapak : mengartikan sebuah senjata multi fungsi disamping bisa digunakan untuk membela diri, bisa diartikan menjadi pimpinan (kan jaman dulu kapak dianggap sebagai simbul dari senjata tetua kelompok), atau berfungsi dapat memprediksikan atau meramalkan keadaan alam sehingga dapat menyelaraskan diri dengan alam ( fungsi kapak juga dapat diartikan sebagai alat pembelah kayu, hla kayu kan produk alam)
Gading : senjata alami yang berasal dari tubuh gajah, artinya dapat menguasai aspek aspek terpenting dari tubuh manusia sehingga bisa digunakan untuk mempersenjatai diri nya secara alamiah/ tanpa bantuan dari alat diluar tubuhnya.
Berwahana/berkendaraan tikus
Badan gede naik tikus ga penyet tuh? Ya jangan diliat simbul gambar dengan analogi seperti itu dong ya jelas ga nyambung , di berbagai site banyak menerangkan tentang wahana tikus tunggangan dari Ganesha, tetapi kalo saya pikir pikir kadang buaaaanyak yang lepas dari konteks menerangkan arca Ganesha sebagai lambang kecerdasan, sebab kalo saya liat tikus dan kelakuan tikus yang sering berseliweran disekitar rumah, konteks arti tikus lebih merujuk kepada sifat tikus tersebut, apa to sifat tikus itu? Pertama dia bisa masuk pada setiap celah rumah, kemudian dia pandai bersembunyi, trus kalo diburu kalo ga dipukul/ditembak dikepala nya tikus mah lama matinya, mempunyai kecepatan dalam mengembangkan diri (beranak pinak gitu) trus berpenciuman tajam (abis kalo dirumah kadang kalo makanan nya dikasih racun yang berbau si tukus ga mau makan) trus suka mengintai di tempat yang tersembunyi…… nah kalo diliat dari kelakuan nya seperti itu aja (sebab sifat nya yang njengkelin masih teramuat buanyauuuak) maka tikus bisa diasumsikan sebagai mata mata ulung nan cerdik, nah jadi yambungkan kan ?
Jadi jelaslah bahwa sebuah kecerdasan multi harus lah selalu mempunyai mata mata yang ulung dan cerdik…. Seperti gambaran arca ganesha berwahanakan tikus.
Ya mungkin pengartian saya tentang arca Ganesha kelewat ngawur dan serampangan, tapi bila diartikan demikian lebih jelas maknanya ketika sebuah lambang kecerdasan dilambangkan sebagai arca Ganesha…. Dan mungkin hal itu yang diwariskan para leluhur ketika mengatakan “lihatlah arca Ganesha, itu adalah lambang dari kecerdasan….”
Sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?p=36087382
Rp 80,000.00
Kaos Ganesha
 
Ganesha merupakan Dewa Ilmu Pengetahuan yang mempunyai tangan empat.
Ganesha memiliki banyak gelar, termasuk Ganapati dan Wigneswara. Setiap nama mengandung arti berbeda-beda dan melambangkan berbagai aspek karakter dari Ganesha.
Nama Ganesha adalah sebuah kata majemuk dalam bahasa Sanskerta, terdiri dari kata Gana, berarti kelompok, orang banyak, atau sistem pengelompokan, dan Isha, berarti penguasa atau pemimpin.
Ganesha digambarkan berkepala gajah dengan perut buncit. Ganesha memiliki empat lengan, yang merupakan penggambaran utama tentangnya. Dia membawa patahan gadingnya dengan tangan kanan bawah dan membawa cawan berisi manisan, yang ia hisap dengan belalainya, pada tangan kiri bawah.
Dua tangan berikutnya, Ganesa digambarkan memegang sebuah kapak pada tangan sebelah atas dan sebuah tasbih pada tangan atas lainnya.

Berikut arti perlambang yang ada pada Ganesha:
Tasbih : Lambang Pengetahuan yang tiada putusnya; Lambang Kebijaksanaan & Pengetahuan Spiritual
Kapak : Lambang Penghancur Rintangan dan Halangan; Lambang Sifat Ksatria
 
Gading (yang dipatahkan) : Lambang pengorbanan diri untuk menyelesaikan masalah yang merintangi kemajuan
Selendang Ular yang merambat ke atas : Lambang Kekuatan yang luar biasa
Cawan berisi memanisan yang dihisap oleh belalai : Lambang Manis/Kesenangan yang diperoleh setelah menghalau halangan dan rintangan; Lambang Sumber Ilmu Pengetahuan yang tiada habisnya
Bunga Teratai/Buku : Lambang Ilmu Pengetahuan
Ganesha, sosok Dewa berbadan gemuk dan berkepala gajah ini sudah tidak asing lagi dalam kehidupan kita sehari-hari. Ganesha menjadi ikon/simbol lembaga-lembaga penting, sekolah-sekolah, atau pusat studi sebagai simbol ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan.
Ganesha telah menjadi begitu populer, dan kepopulerannya tidak hanya pada kalangan Hindu, tetapi telah merambah dunia secara keseluruhan. Seluruh umat, dari Hindu, Islam, Kristen, hingga Budha melihat Ganesha sebagai sosok mahluk lucu dan unik.
Ganesha memiliki kepala yang besar dengan dua telinga besar dan mata yang sipit. Kepala besar melambangkan kita sebagai manusia seharusnya lebih banyak menggunakan akal daripada fisik dalam memecahkan masalah.
Sedangkan mata yang sipit berarti konsentrasi. Pikiran harus diarahkan ke hal-hal positif untuk memperbaiki daya nalar dan pengetahuan.
Ganesha juga memiliki dua telinga besar yang mengajarkan supaya kita mendengarkan orang lain lebih banyak. Kita selalu mendengar, tetapi jarang sekali kita mendengarkan orang lain dengan baik: "Dengarkan ucapan-ucapan yang membersihkan jiwa dan seraplah pengetahuan dengan telingamu."
Ganesha mematahkan satu gadingnya untuk menggurat Kitab Suci di atas daun tal. Satu gading berarti kesatuan. Simbol ini menyarankan manusia hendaknya bersatu untuk satu tujuan mulia & suci.
Lantas, Ganesha juga memiliki mulut yang kecil dan hampir tidak kelihatan karena tertutup belalainya yang dengan rakus ”menghirup rasa” manisan susu ilmu di tangannya.
Mulut yang kecil itu mengajarkan agar kita mengontrol gerak mulut dan lidah. Maksudnya adalah bahwa kita harus mengurangi pembicaraan yang tidak-tidak. Sementara belalai yang menjulur melambangkan efisiensi dan adaptasi yang tinggi.
Beralih ke badan Ganesha yang besar:
Hal pertama yang kita lihat pastilah perutnya, karena perut itu memang buncit. Ganesha memang selalu dimanja oleh ibu Parvati, istri Siva sebagai anak kesayangan. Perut buncit melambangkan keseimbangan dalam menerima baik-buruknya gejolak dunia. Dunia diliputi oleh sesuatu yang berpasangan, yakni pasangan dua hal yang bertolak belakang. Ada senang, ada pula sedih. Ada siang, ada pula malam.
Ada wajah suram kesedihan di balik tawa riang kita. Dan sebaliknya, ada keriangan dan semangat dibalik kesenduan kita. Itulah hidup, dan kita harus menyadarinya.
Simbol Ganesha memegang sebilah kapak. Kapak berarti menumpas segala halangan dalam karya. Sementara itu, di tangan kiri Ganesha terdapat semangkuk manisan susu.
Terakhir, ada seekor tikus yang selalu berada di dekat Ganesha. Tikus, seperti sifat hewan aslinya, adalah hewan yang penuh nafsu mengigit. Ia memakan apa saja untuk memenuhi hasrat perutnya. Demikianlah tikus dijadikan lambang nafsu dalam figur Ganesha. Lalu mengapa tikus itu menjadi tunggangan Ganesha yang berbadan berat & tinggi ini?
Tikus, atau nafsu harus ditundukkan. Kita harus bisa menjadikan nafsu sebagai kendaraan sehingga kita dapat mengendalikannya, namun banyak manusia kini menjadi kendaraan dari nafsunya sendiri.
Analisa
Bentuk kepala gajah : bentuk kepala gajah mewakili dari sebuah pemikiran yang cerdas atau otak yang besar dalam terjemahan gampangan nya, sebab dalam penggambarannya sesuatu yang besar digambarkannya biasanya sangat berlebihan.
Telinga gajah : telinga gajah berarti peka terhadap semua informasi artinya dapat menyerap semua informasi terlepas benar atau salah nya informasi tersebut, telinga yang lebar menggambarkan penyerapan informasi dari khalayak umum (dari semua sisi).
  1. Mata gajah : mata gajah yang terlihat sempit atau menyipit melambangkan penuh perhatian pada segala hal.
  2. Hidung gajah : melambangkan kemampuan memprediksi jauh kedepan sebab kan kalo punya belalai panjang kalo mencium bau sesuatu kan ga perlu sampai jongkok atau mengerakkan bandan.
  3. Berbadan gemuk : artinya memilki data yang cukup buaaaanyak sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Kemudian kebanyakan yang digunakan sebagai lambang kecerdasan yang lebih umum seperti bentuk patung yang berada di candi prambanan
Nah digambar tersebut belalai/hidung arca ganesha menjuntai kearah mangkok disebelah kiri yang berisi kosong (versi Indonesia)….. dapat di artikan sebagai berikut, memprediksikan sesuatu hal dengan pertimbangan logika yang matang dan terperinci secara jelas, sehingga ketika sebuah alasan atau sebuah prediksi disampaikan dapat diterima dengan gamblang oleh semua pihak…. Hlo artinya koq bisa gitu? dari mana itu koq langsung keluar arti seperti itu? Hidung gajah kan udah diterangkan di atas, kemudian menjulur ke sebalah kiri artinya mendulukan pemikiran sebelah kiri (otak kiri) mangkok kosong mengartikan memperediksikan sebuah hal yang merupakan kewajibannya (soalnya kan di genggam ama tangan arca ganesha)
Bertangan empat, yang atu kan pegang mangkok…. Jadi tinggal tiga yang pegang tiga macam barang…. yaitu :
Tasbih : menyiratkan mempelajari segala hal harus berurutan.
Kapak : mengartikan sebuah senjata multi fungsi disamping bisa digunakan untuk membela diri, bisa diartikan menjadi pimpinan (kan jaman dulu kapak dianggap sebagai simbul dari senjata tetua kelompok), atau berfungsi dapat memprediksikan atau meramalkan keadaan alam sehingga dapat menyelaraskan diri dengan alam ( fungsi kapak juga dapat diartikan sebagai alat pembelah kayu, hla kayu kan produk alam)
Gading : senjata alami yang berasal dari tubuh gajah, artinya dapat menguasai aspek aspek terpenting dari tubuh manusia sehingga bisa digunakan untuk mempersenjatai diri nya secara alamiah/ tanpa bantuan dari alat diluar tubuhnya.
Berwahana/berkendaraan tikus
Badan gede naik tikus ga penyet tuh? Ya jangan diliat simbul gambar dengan analogi seperti itu dong ya jelas ga nyambung , di berbagai site banyak menerangkan tentang wahana tikus tunggangan dari Ganesha, tetapi kalo saya pikir pikir kadang buaaaanyak yang lepas dari konteks menerangkan arca Ganesha sebagai lambang kecerdasan, sebab kalo saya liat tikus dan kelakuan tikus yang sering berseliweran disekitar rumah, konteks arti tikus lebih merujuk kepada sifat tikus tersebut, apa to sifat tikus itu? Pertama dia bisa masuk pada setiap celah rumah, kemudian dia pandai bersembunyi, trus kalo diburu kalo ga dipukul/ditembak dikepala nya tikus mah lama matinya, mempunyai kecepatan dalam mengembangkan diri (beranak pinak gitu) trus berpenciuman tajam (abis kalo dirumah kadang kalo makanan nya dikasih racun yang berbau si tukus ga mau makan) trus suka mengintai di tempat yang tersembunyi…… nah kalo diliat dari kelakuan nya seperti itu aja (sebab sifat nya yang njengkelin masih teramuat buanyauuuak) maka tikus bisa diasumsikan sebagai mata mata ulung nan cerdik, nah jadi yambungkan kan ?
Jadi jelaslah bahwa sebuah kecerdasan multi harus lah selalu mempunyai mata mata yang ulung dan cerdik…. Seperti gambaran arca ganesha berwahanakan tikus.
Ya mungkin pengartian saya tentang arca Ganesha kelewat ngawur dan serampangan, tapi bila diartikan demikian lebih jelas maknanya ketika sebuah lambang kecerdasan dilambangkan sebagai arca Ganesha…. Dan mungkin hal itu yang diwariskan para leluhur ketika mengatakan “lihatlah arca Ganesha, itu adalah lambang dari kecerdasan….”
Sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?p=36087382
Kaos Hindu , Ganesha
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeSr6gHOTf7osH55D7Tn7Cc93LHWYI4ixilvA7FCutOG5t0iGvsFWb0nUKIi87y63oqeZdZieJTqSRfes46IPR8Mbh-7e__mgB9JevSOFYhXXunIk0_I048SccEsP1NpyBrIDRI_oYiB1O/s72-c/kaos+ganesha+3+warna+putih+cowok+.jpg
Detail
Kaos Hindu, Swastika

Kaos Hindu, Swastika

Rp 80,000.00
Kaos Hindu Simbol Swastika

LAMBANG SWASTIKA HINDU
Swastika merupakan salah satu simbol yang paling disucikan dalam tradisi Hindu, merupakan contoh nyata tentang sebuah simbol religius yang memiliki latar belakang sejarah dan budaya yang kompleks sehingga hampir mustahil untuk dinyatakan sebagai kreasi atau milik sebuah bangsa atau kepercayaan tertentu.
Diyakini sebagai salah satu simbol tertua di dunia, telah ada sekitar 4000 tahun lalu (berdasarkan temuan pada makam di Aladja-hoyuk, Turki), berbagai variasi Swastika dapat ditemukan pada tinggalan-tinggalan arkeologis ( koin, keramik, senjata, perhiasan atau pun altar keagamaan) yang tersebar pada wilayah geografis yang amat luas.
Wilayah geografis tersebut mencakup Turki, Yunani, Kreta, Cyprus, Italia, Persia, Mesir, Babilonia, Mesopotamia, India, Tibet, China, Jepang, negara-negara Skandinavia dan Slavia, Jerman hingga Amerika.
Budha mengambil swastika untuk menunjukkan identitas Arya.
Makna simbul Swastika adalah Catur Dharma yaitu empat macam tugas yang patut kita Dharma baktikan baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk umum (selamat, bahagia dan sejahtra) yaitu:
1. Dharma Kriya = Melaksanakan swadharma dengan tekun dan penuh rasa tanggung jawab
2. Dharma Santosa = Berusaha mencari kedamaian lahir dan bathin pada diri sendiri.
3. Dharma Jati=Tugas yang harus dilaksanakan untuk menjamin kesejahtraan dan ketenangan keluarga dan juga untuk umum
4. Dharma Putus=Melaksanakan kewajiban dengan penuh keikhlasan berkorban serta rasa tanggung jawab demi terwujudnya keadilan social bagi umat manusia.
Makna yang lebih dalam yaitu Empat Tujuan Hidup yaitu Catur Purusartha / Catur Warga: Dharma, Kama, Artha, Moksa.
1. Dharma = Kewajiban/kebenaran/hukum/Agama/Peraturan/Kodrat
2. Artha = Harta benda / Materi
3. Kama = Kesenangan / Hawa Nafsu
4. Moksa = Kebebasan yang abadi
Swastika dalam berbagai bangsa
Simbol ini, yang dikenal dengan berbagai nama seperti misalnya Tetragammadion di Yunani atau Fylfot di Inggris, menempati posisi penting dalam kepercayaan maupun kebudayaan bangsa-bangsa kuno, seperti bangsa Troya, Hittite, Celtic serta Teutonic. Simbol ini dapat ditemukan pada kuil-kuil Hindu, Jaina dan Buddha maupun gereja-gereja Kristen (Gereja St. Sophia di Kiev, Ukrainia, Basilika St. Ambrose, Milan, serta Katedral Amiens, Prancis), mesjid-mesjid Islam ( di Ishafan, Iran dan Mesjid Taynal, Lebanon) serta sinagog Yahudi Ein Gedi di Yudea.
Swastika pernah (dan masih) mewakili hal-hal yang bersifat luhur dan sakral, terutama bagi pemeluk Hindu, Jaina, Buddha, pemeluk kepercayaan Gallic-Roman (yang altar utamanya berhiaskan petir, swastika dan roda), pemeluk kepercayaan Celtic kuna (swastika melambangkan Dewi Api Brigit), pemeluk kepercayaan Slavia kuno (swastika melambangkan Dewa Matahari Svarog) maupun bagi orang-orang Indian suku Hopi serta Navajo (yang menggunakan simbol itu dalam ritual penyembuhan). Jubah Athena serta tubuh Apollo, dewa dan dewi Yunani, juga kerap dihiasi dengan simbol tersebut.
Di pihak yang lain, Swastika juga menempati posisi sekuler sebagai semata-mata motif hiasan arsitektur maupun lambing entitas bisnis, mulai dari perusahaan bir hingga laundry.
Bahkan perusaha besar Microsoft menggunakan lambang swastika miring ke kanan 45 derajat, mungkin sebagai lambang keberuntungan. Karena sampai saat ini tercatat sebagai perusahaan terkaya di Dunia.
Bahkan, swastika juga pernah menjadi simbol dari sebuah kekejaman tak terperi saat Hitler menggunakannya sebagai perwakilan dari superioritas bangsa Arya. Jutaan orang Yahudi tewas di tangan para prajurit yang dengan bangga mengenakan lambang swastika (Swastika yang “sinistrovere”: miring ke kiri sekitar 45 derajat) di lengannya.
Swastika sebagai lambang Dewa Ganesha (anak Shiva yang bermuka gajah), sebagai makna Catur Dharma.
Kata Krishna pada Arjuna di medan pertempuran .. ketika Arjuna harus berperang melawan saudaranya sendiri inilah yang salah ditapsirkan oleh Hitler yaitu “Lakukanlah apapun yang harus kau laukukan selama itu adalah tugasmu. Kau harus mengemban tugasmu dengan baik walaupun itu berarti harus membunuh (untuk kebaikan), karena melakukan tugasmu dengan baik adalah bentuk pengabdian pada Tuhan”
Hitler mungkin tertarik pada arti swastika makanya dia mengambil lambang swastika dan membaliknya, makanya dia bisa mambunuh dengan tanpa rasa bersalah. Karena dia berpikir apa yang diperbuatnya adalah apa yang benar. Dia berlindung dibawah Swastika yang arahnya terbalik, yang semestinya untuk makna Catur Dharma.
sumber : indoforum

 
Rp 80,000.00
Kaos Hindu Simbol Swastika

LAMBANG SWASTIKA HINDU
Swastika merupakan salah satu simbol yang paling disucikan dalam tradisi Hindu, merupakan contoh nyata tentang sebuah simbol religius yang memiliki latar belakang sejarah dan budaya yang kompleks sehingga hampir mustahil untuk dinyatakan sebagai kreasi atau milik sebuah bangsa atau kepercayaan tertentu.
Diyakini sebagai salah satu simbol tertua di dunia, telah ada sekitar 4000 tahun lalu (berdasarkan temuan pada makam di Aladja-hoyuk, Turki), berbagai variasi Swastika dapat ditemukan pada tinggalan-tinggalan arkeologis ( koin, keramik, senjata, perhiasan atau pun altar keagamaan) yang tersebar pada wilayah geografis yang amat luas.
Wilayah geografis tersebut mencakup Turki, Yunani, Kreta, Cyprus, Italia, Persia, Mesir, Babilonia, Mesopotamia, India, Tibet, China, Jepang, negara-negara Skandinavia dan Slavia, Jerman hingga Amerika.
Budha mengambil swastika untuk menunjukkan identitas Arya.
Makna simbul Swastika adalah Catur Dharma yaitu empat macam tugas yang patut kita Dharma baktikan baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk umum (selamat, bahagia dan sejahtra) yaitu:
1. Dharma Kriya = Melaksanakan swadharma dengan tekun dan penuh rasa tanggung jawab
2. Dharma Santosa = Berusaha mencari kedamaian lahir dan bathin pada diri sendiri.
3. Dharma Jati=Tugas yang harus dilaksanakan untuk menjamin kesejahtraan dan ketenangan keluarga dan juga untuk umum
4. Dharma Putus=Melaksanakan kewajiban dengan penuh keikhlasan berkorban serta rasa tanggung jawab demi terwujudnya keadilan social bagi umat manusia.
Makna yang lebih dalam yaitu Empat Tujuan Hidup yaitu Catur Purusartha / Catur Warga: Dharma, Kama, Artha, Moksa.
1. Dharma = Kewajiban/kebenaran/hukum/Agama/Peraturan/Kodrat
2. Artha = Harta benda / Materi
3. Kama = Kesenangan / Hawa Nafsu
4. Moksa = Kebebasan yang abadi
Swastika dalam berbagai bangsa
Simbol ini, yang dikenal dengan berbagai nama seperti misalnya Tetragammadion di Yunani atau Fylfot di Inggris, menempati posisi penting dalam kepercayaan maupun kebudayaan bangsa-bangsa kuno, seperti bangsa Troya, Hittite, Celtic serta Teutonic. Simbol ini dapat ditemukan pada kuil-kuil Hindu, Jaina dan Buddha maupun gereja-gereja Kristen (Gereja St. Sophia di Kiev, Ukrainia, Basilika St. Ambrose, Milan, serta Katedral Amiens, Prancis), mesjid-mesjid Islam ( di Ishafan, Iran dan Mesjid Taynal, Lebanon) serta sinagog Yahudi Ein Gedi di Yudea.
Swastika pernah (dan masih) mewakili hal-hal yang bersifat luhur dan sakral, terutama bagi pemeluk Hindu, Jaina, Buddha, pemeluk kepercayaan Gallic-Roman (yang altar utamanya berhiaskan petir, swastika dan roda), pemeluk kepercayaan Celtic kuna (swastika melambangkan Dewi Api Brigit), pemeluk kepercayaan Slavia kuno (swastika melambangkan Dewa Matahari Svarog) maupun bagi orang-orang Indian suku Hopi serta Navajo (yang menggunakan simbol itu dalam ritual penyembuhan). Jubah Athena serta tubuh Apollo, dewa dan dewi Yunani, juga kerap dihiasi dengan simbol tersebut.
Di pihak yang lain, Swastika juga menempati posisi sekuler sebagai semata-mata motif hiasan arsitektur maupun lambing entitas bisnis, mulai dari perusahaan bir hingga laundry.
Bahkan perusaha besar Microsoft menggunakan lambang swastika miring ke kanan 45 derajat, mungkin sebagai lambang keberuntungan. Karena sampai saat ini tercatat sebagai perusahaan terkaya di Dunia.
Bahkan, swastika juga pernah menjadi simbol dari sebuah kekejaman tak terperi saat Hitler menggunakannya sebagai perwakilan dari superioritas bangsa Arya. Jutaan orang Yahudi tewas di tangan para prajurit yang dengan bangga mengenakan lambang swastika (Swastika yang “sinistrovere”: miring ke kiri sekitar 45 derajat) di lengannya.
Swastika sebagai lambang Dewa Ganesha (anak Shiva yang bermuka gajah), sebagai makna Catur Dharma.
Kata Krishna pada Arjuna di medan pertempuran .. ketika Arjuna harus berperang melawan saudaranya sendiri inilah yang salah ditapsirkan oleh Hitler yaitu “Lakukanlah apapun yang harus kau laukukan selama itu adalah tugasmu. Kau harus mengemban tugasmu dengan baik walaupun itu berarti harus membunuh (untuk kebaikan), karena melakukan tugasmu dengan baik adalah bentuk pengabdian pada Tuhan”
Hitler mungkin tertarik pada arti swastika makanya dia mengambil lambang swastika dan membaliknya, makanya dia bisa mambunuh dengan tanpa rasa bersalah. Karena dia berpikir apa yang diperbuatnya adalah apa yang benar. Dia berlindung dibawah Swastika yang arahnya terbalik, yang semestinya untuk makna Catur Dharma.
sumber : indoforum

 
Kaos Hindu, Swastika
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHBv13yDDdS6LpSaJjPMx0FwOmqwUo2qpnkOG_iaceqakAtYzGY_r9dUtiJkLssmF97nMbOF93uPcGcbajTIAH5zFFiW40c7cUw63xZpo7lUyX3vapmr5-9vLKPn_JruHqSuOJDxBt91Qb/s72-c/Kaoshindu3.jpg
Detail
Kaos Hindu, Dewi Saraswati

Kaos Hindu, Dewi Saraswati

Rp 80,000.00
Kaos Dewi Saraswati
Dewi Saraswati adalah Shakti (pedamping) dan Dewa Brahma. Semenjak jaman permulaan Beliau sudah dianggap sebagai bundanya alam semesta dan segala penciptaan ini. Karena Beliaulah yang mendapat tugas khusus dan Dewa Brahma/Sang Pencipta untuk mencipta dan merancang semua cip-taan ini.
 Kata “Saraswati: ber-asal dari : ‘Sara’ berarti: “Dia yang memberi essensi/arti”, ‘Swa’ berarti: ‘diri sendiri’,dan ‘Thi, berarti: ‘dia yang mengetahui’. “Sarasvati” juga berarti “yang mengalir”, di dalam Rig Weda beliau digambarkan sebagai sebuah sungai yang senantiasa mengalir, beliau memberi kesu-buran setiap kandungan wanita dan juga kesuciaan bagi semua pemu-janya. Oleh karena itu di India terdapat tiga sungai suci, yaitu: Gangga, Yamuna, dan Saraswati, yang selalu di puja dan dihormati.

Nama-nama lain dari Dewi Saraswati adalah: Sarada (Pemberi arti), Vagiswari (Guru tutur bahasa), Brahmi (Pendamping Brahma), Mahavidya (ilmu yang maha tinggi). Beliau adalah personifikasi dari semua bentuk vidya (ilmu), seni, culture, literature, sains, musik, keterampilan, ukir, pahat, patung dan lain-lain.

MAKNA DAN SIMBOL DARI DEWI SARASWATI.

Beliau disimbolkan sebagai seorang dewi yang duduk diatas teratai dengan berwahanakan se-ekor angsa (Hamsa) atau seekor merak, berlengan empat dengan membawa sitar/veena dan ganatri di kedua tangan kanan, tangan kiri membawa pustaka/kitab dan tangan kiri satunya ikut memainkan gitar membawa sitar/veena dan ganatri di kedua tangan kanan, tangan kin membawa pustaka/kitab dan tangan kiri satunya ikut memainkan veena atau bermudra memberkahi.

Makna dan simbol-simbol ini adalah:

1.Berkulit putih, bermakna: sebagai dasar ilmu pengetahuan (vidya) yang putih, bersih dan suci
 2.Kitab/pustaka ditangan kiri, bermakna: Semua bentuk ilmu dan sains yang bersifat se-kular. Tetapi walaupun vidya (ilmu pengetahuan spiritual) dapat mengarahkan kita ke moksha, namun avidya (ilmu pengetahuan sekular jangan diabaikan dulu). Seperti yang dijelaskan Isavasya-Upanishad: “Kita melampaui kelaparan dan da-haga melalui avidya, kemudian baru melalui vidya meniti dan mencapai moksha.”
 3.Veena, bermakna : seni, musik, budaya dan suara AUM. Juga merupakan simbol keharmonisan pikiran, budhi, kehidupan dengan alam lingkungan.
 4.Akshamala/ganatri/tasbih di tangan kanan, bermakna: Ilmu pengetahuan spiritual itu lebih berarti daripada berbagai sains yang bersifat secular (ditangan kiri). Akan tetapi bagaimanapun pentingnya kitab-kitab dan ajaran berbagai ilmu pengetahuan, namun tanpa penghayatan dan bakti yang tulus, maka semua ajaran ini akan mubazir atau sia-sia.
 5.Wajah cantik jelita dan kemerah-merahan, bermakna: Simbol kebodohan dan kemewahan duniawi yang sangat memukau namun menye-satkan (avidya).
 6.Angsa (Hamsa), melambangkan: Bisa me-nyaring air dan memisahkan mana kotoran dan mana yang bisa dimakan, mana yang baik mana yang buruk, walaupun berada di dalam air yang kotor dan keruh maupun Lumpur, (simbol vidya).
 7.Merak , bermakna: berbulu indah, cantik dan cemerlang biarpun habitatnya di hutan. Dan ber-sama dengan angsa bermakna sebagai wahana (alat, perangkat, penyampai pesan-pesan-Nya).
 8.Bunga Teratai/Lotus, bermakna: bisa tumbuh dengan subur dan menghasilkan bunga yang in-dah walaupun hidupnya di atas air yang kotor.

MAKNA PEMUJAAN KEPADA DEWI SARASWATI.

Pada masyarakat awam bertanya apa maksud menyembah dewa-dewa atau dewi-dewi melalui simbol-simbol atau patung, gambar dan sebagai-nya? Padahal Tuhan hanya satu, kenapa ada ba-nyak dewa atau dewi?

Dewa berasal dari kata”div” yaitu sinar/pan-caran. Pengertiannya adalah bahwa Tuhan itu adalah satu, tapi mempunyai aspek-aspek de-ngan pancaran sinar-Nya (Nur Illahi) yang bermacam-macam sesuai dengan fungsinya. ang bermacam-macam sesuai dengan fungsinya. Pada saat menciptakan disebut Brahma, saat memelihara disebut Wishnu, dan saat pendaurulang disebut Shiwa, dan sebagainya. Tapi sebenarnya Brahma, Wishnu, Shiva adalah satu (Trimurti).

Para dewa ini mempunyai pendamping (Shak-ti), yaitu: Brahma shakti-Nya Saraswati, Wishnu shakti-Nya Lakshmi dan Shiwa shakti-Nya Parvati (Durga). Disini Dewi Saraswati sebagai aspek Tuhan Yang Maha Esa pada saat menganugrah-kan/munurunkan ilmu pengetahuan (vidya), ke-cerdasan, ucapan, musik, budaya dan seba-gainya. Demikian pula dijabarkan dalam konsep Gayatri yang terdiri dari tiga aspek, yaitu: Saras-wati menguasai ucapan/tutur kata, Gayatri me-nguasai intelek/budhi dan savitri yang menguasai prana/nafas.

Jadi makna pemujaan Dewi Saraswati adalah memuja dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan memfokuskan pada aspek Dewi Sa-raswati (simbol vidya) atas karunia ilmu penge-tahuan yang di karuniakan kepada kita semua, sehingga akan terbebas dan avidyam (kebodoh-an), agar dibimbing menuju ke kedamaian yang abadi dan pencerahan sempurna.

MAKNA PENGAMBARAN DEWA-DEWI DALAM SIMBOL-SIMBOL TERTENTU.

Tuhan Maha Esa tidak bisa digambarkan, tapi mengapa orang meuggambarkan dengan simbol-simbol tertentu, misalnya arca, gambar, dan lain-lain? Bagaimana bentuk Tuhan? Apakah Tuhan itu Arca? Misalnya, seperti Negara Kesatuan Rl kenapa disimbolkan sebagai bendera merah putih? Apakah Indonesia itu berwujud selembar kain bendera? Kenapa kita menghormati ben-dera? Sebagai contoh lagi, seseorang yang se-dang jatuh cinta pada kekasihnya yang berada jauh dan dia. Setiap malam dia memeluk foto, ban-tal atau guling dan membayangkannya sebagai kekesihnya, sambil berkata: ‘aku sayang, rindu, dan cinta kamu’. Padahal bukan benda-benda itu yang di cintai, tapi adalah kekasihnya yang berada jauh darinya. Untuk membayangkannya dia meng-gunakan benda-benda itu sebagai sarana untuk memfokuskan kerinduannya pada kekasihnya. Apakah dia mencintai bantal, guling, foto dan se-bagainya? Mengapa demikian?

Disini jawabannya ada dalam konsep “Sat Guna Brahman dan Nir Guna Brahman”. ‘Sat’ berarti: ada/kebenaran/hakiki/yangsesungguhnya. ‘Nir’ berarti: kosong/tidak ada/nol.’ Guna’ berarti: sifat, ‘Brahman’ berarti Tuhan. Satguna Brahman yaitu Tuhan adalah ada dan berwujud. Seluruh semesta ini adalah personifikasi dan Tuhan. Nirguna Brahman adalah Tuhan yang tidak bisa digambarkan atau gaib.

Jadi walaupun Tuhan itu Gaib tapi ada, dan ma-nusia karena kemampuannya terbatas dalam mengkonsentrsi kepada Tuhan, sering menggunakan simbol sebagai sarananya. Bukan arca, ka’bah, salib, linggayoni, padmasana, dan sebagainya yang disembah, itu semua tapi hanya sebagai alat memusatkan konsentrasi kepada Tuhan Yang Maha Esa yang hanya berhak di-sembah.

Demikian pula dengan Dewi Saraswati menga-pa kita memuja-Nya? Karena Dewi Saraswati adalah perwujudan philosofi weda, simbol dan vidya / ilmu pengetahuan, dan menguasai ucapan setiap orang. Kita semua mempunyai pengetahu-an, jiwa seni, intelek, perkataan/ucapan dan lain-lain. Jadi sadar tidak sadar, mau tidak mau, Dewi Saraswati selalu hadir dalam ucapan/perkataan dan pikiran kita semua tanpa membedakan ras, ethnic, agama dan kebangsaan.

MAKNA DARI PERAYAAN DEWI SARASWATI.

Dan perayaan ini kita dapat mengambil hik-mahnya, antara lain:
 
1.Kita harus bersyukur kepada Hyang Widhi atas kemurahan-Nya yang telah menganugrahkan vidya (ilmu pengetahuan) dan kecerdasan kepada kita semua.
 

2. Dengan vidya kita harus terbebas dari avidya (kebodohan) dan menuju ke pencerahan, kebe-naran sejati (sat) dan kebahagiaan abadi.
 

3.Selama ini secara spiritual kita masih tertidur lelap dan diselimuti oleh sang maya (ketidak-benaran) dan avidyam (kebodohan). Dengan vidya ini mari kita berusaha untuk melek/eling/bangun dan tidur kita, hilangkan selimut maya, sadarilah bahwa kita adalah atma, dan akhirnya tercapailah nirwana.
 

4. Kita belajar dan angsa untuk menjadi orang yang lebih bijaksana. Angsa bisa menyaring air, memisahkan makanan dan kotoran walaupun di air yang keruh/kotor atau lumpur. Juga jadilah orang baik, seperti buruk merak yang berbulu cantik, indah dan cemerlang walaupun hidupnya di hutan. 

5. Kita masih memerlukan/mempelajari ilmu pengetahuan dan sains yang sekuler, tetapi harus diimbangi dengan ilmu spiritual dengan peng-hayatan dan bakti yang tulus.
 

6. Laksanakan Puja/sembahyang sesuai de-ngan kepercayaannya masing-masing secara sederhana dengan bakti yang tulus/ihlas, bisa dirumah, kuil, atau pura dan lain-lain.
 
 
Awali dengan Ganesh Mantra, 0m nama saraswati mata ya namah, Tri sandia, Gayatri Saraswati, Mantra Asatoma, Mantra Shanti Universal (Loka samasta sukino bhavantu). Bila dilaksanakan agnihotra (homa yajna) baca 108 Saraswati Nawamali dan ditutup dengan Aarati Sarasvati. Dalam puja ini dianjurkan banyak mem-baca Gayatri Mantra (bait pertama Tri sandia) secara berulang-ulang.

Demikianlah semoga vidya akan membawa kita ke perdamaian secara universal, damai di bumi, damai di langit, damai di surga, (damai semua loka).

Rp 80,000.00
Kaos Dewi Saraswati
Dewi Saraswati adalah Shakti (pedamping) dan Dewa Brahma. Semenjak jaman permulaan Beliau sudah dianggap sebagai bundanya alam semesta dan segala penciptaan ini. Karena Beliaulah yang mendapat tugas khusus dan Dewa Brahma/Sang Pencipta untuk mencipta dan merancang semua cip-taan ini.
 Kata “Saraswati: ber-asal dari : ‘Sara’ berarti: “Dia yang memberi essensi/arti”, ‘Swa’ berarti: ‘diri sendiri’,dan ‘Thi, berarti: ‘dia yang mengetahui’. “Sarasvati” juga berarti “yang mengalir”, di dalam Rig Weda beliau digambarkan sebagai sebuah sungai yang senantiasa mengalir, beliau memberi kesu-buran setiap kandungan wanita dan juga kesuciaan bagi semua pemu-janya. Oleh karena itu di India terdapat tiga sungai suci, yaitu: Gangga, Yamuna, dan Saraswati, yang selalu di puja dan dihormati.

Nama-nama lain dari Dewi Saraswati adalah: Sarada (Pemberi arti), Vagiswari (Guru tutur bahasa), Brahmi (Pendamping Brahma), Mahavidya (ilmu yang maha tinggi). Beliau adalah personifikasi dari semua bentuk vidya (ilmu), seni, culture, literature, sains, musik, keterampilan, ukir, pahat, patung dan lain-lain.

MAKNA DAN SIMBOL DARI DEWI SARASWATI.

Beliau disimbolkan sebagai seorang dewi yang duduk diatas teratai dengan berwahanakan se-ekor angsa (Hamsa) atau seekor merak, berlengan empat dengan membawa sitar/veena dan ganatri di kedua tangan kanan, tangan kiri membawa pustaka/kitab dan tangan kiri satunya ikut memainkan gitar membawa sitar/veena dan ganatri di kedua tangan kanan, tangan kin membawa pustaka/kitab dan tangan kiri satunya ikut memainkan veena atau bermudra memberkahi.

Makna dan simbol-simbol ini adalah:

1.Berkulit putih, bermakna: sebagai dasar ilmu pengetahuan (vidya) yang putih, bersih dan suci
 2.Kitab/pustaka ditangan kiri, bermakna: Semua bentuk ilmu dan sains yang bersifat se-kular. Tetapi walaupun vidya (ilmu pengetahuan spiritual) dapat mengarahkan kita ke moksha, namun avidya (ilmu pengetahuan sekular jangan diabaikan dulu). Seperti yang dijelaskan Isavasya-Upanishad: “Kita melampaui kelaparan dan da-haga melalui avidya, kemudian baru melalui vidya meniti dan mencapai moksha.”
 3.Veena, bermakna : seni, musik, budaya dan suara AUM. Juga merupakan simbol keharmonisan pikiran, budhi, kehidupan dengan alam lingkungan.
 4.Akshamala/ganatri/tasbih di tangan kanan, bermakna: Ilmu pengetahuan spiritual itu lebih berarti daripada berbagai sains yang bersifat secular (ditangan kiri). Akan tetapi bagaimanapun pentingnya kitab-kitab dan ajaran berbagai ilmu pengetahuan, namun tanpa penghayatan dan bakti yang tulus, maka semua ajaran ini akan mubazir atau sia-sia.
 5.Wajah cantik jelita dan kemerah-merahan, bermakna: Simbol kebodohan dan kemewahan duniawi yang sangat memukau namun menye-satkan (avidya).
 6.Angsa (Hamsa), melambangkan: Bisa me-nyaring air dan memisahkan mana kotoran dan mana yang bisa dimakan, mana yang baik mana yang buruk, walaupun berada di dalam air yang kotor dan keruh maupun Lumpur, (simbol vidya).
 7.Merak , bermakna: berbulu indah, cantik dan cemerlang biarpun habitatnya di hutan. Dan ber-sama dengan angsa bermakna sebagai wahana (alat, perangkat, penyampai pesan-pesan-Nya).
 8.Bunga Teratai/Lotus, bermakna: bisa tumbuh dengan subur dan menghasilkan bunga yang in-dah walaupun hidupnya di atas air yang kotor.

MAKNA PEMUJAAN KEPADA DEWI SARASWATI.

Pada masyarakat awam bertanya apa maksud menyembah dewa-dewa atau dewi-dewi melalui simbol-simbol atau patung, gambar dan sebagai-nya? Padahal Tuhan hanya satu, kenapa ada ba-nyak dewa atau dewi?

Dewa berasal dari kata”div” yaitu sinar/pan-caran. Pengertiannya adalah bahwa Tuhan itu adalah satu, tapi mempunyai aspek-aspek de-ngan pancaran sinar-Nya (Nur Illahi) yang bermacam-macam sesuai dengan fungsinya. ang bermacam-macam sesuai dengan fungsinya. Pada saat menciptakan disebut Brahma, saat memelihara disebut Wishnu, dan saat pendaurulang disebut Shiwa, dan sebagainya. Tapi sebenarnya Brahma, Wishnu, Shiva adalah satu (Trimurti).

Para dewa ini mempunyai pendamping (Shak-ti), yaitu: Brahma shakti-Nya Saraswati, Wishnu shakti-Nya Lakshmi dan Shiwa shakti-Nya Parvati (Durga). Disini Dewi Saraswati sebagai aspek Tuhan Yang Maha Esa pada saat menganugrah-kan/munurunkan ilmu pengetahuan (vidya), ke-cerdasan, ucapan, musik, budaya dan seba-gainya. Demikian pula dijabarkan dalam konsep Gayatri yang terdiri dari tiga aspek, yaitu: Saras-wati menguasai ucapan/tutur kata, Gayatri me-nguasai intelek/budhi dan savitri yang menguasai prana/nafas.

Jadi makna pemujaan Dewi Saraswati adalah memuja dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan memfokuskan pada aspek Dewi Sa-raswati (simbol vidya) atas karunia ilmu penge-tahuan yang di karuniakan kepada kita semua, sehingga akan terbebas dan avidyam (kebodoh-an), agar dibimbing menuju ke kedamaian yang abadi dan pencerahan sempurna.

MAKNA PENGAMBARAN DEWA-DEWI DALAM SIMBOL-SIMBOL TERTENTU.

Tuhan Maha Esa tidak bisa digambarkan, tapi mengapa orang meuggambarkan dengan simbol-simbol tertentu, misalnya arca, gambar, dan lain-lain? Bagaimana bentuk Tuhan? Apakah Tuhan itu Arca? Misalnya, seperti Negara Kesatuan Rl kenapa disimbolkan sebagai bendera merah putih? Apakah Indonesia itu berwujud selembar kain bendera? Kenapa kita menghormati ben-dera? Sebagai contoh lagi, seseorang yang se-dang jatuh cinta pada kekasihnya yang berada jauh dan dia. Setiap malam dia memeluk foto, ban-tal atau guling dan membayangkannya sebagai kekesihnya, sambil berkata: ‘aku sayang, rindu, dan cinta kamu’. Padahal bukan benda-benda itu yang di cintai, tapi adalah kekasihnya yang berada jauh darinya. Untuk membayangkannya dia meng-gunakan benda-benda itu sebagai sarana untuk memfokuskan kerinduannya pada kekasihnya. Apakah dia mencintai bantal, guling, foto dan se-bagainya? Mengapa demikian?

Disini jawabannya ada dalam konsep “Sat Guna Brahman dan Nir Guna Brahman”. ‘Sat’ berarti: ada/kebenaran/hakiki/yangsesungguhnya. ‘Nir’ berarti: kosong/tidak ada/nol.’ Guna’ berarti: sifat, ‘Brahman’ berarti Tuhan. Satguna Brahman yaitu Tuhan adalah ada dan berwujud. Seluruh semesta ini adalah personifikasi dan Tuhan. Nirguna Brahman adalah Tuhan yang tidak bisa digambarkan atau gaib.

Jadi walaupun Tuhan itu Gaib tapi ada, dan ma-nusia karena kemampuannya terbatas dalam mengkonsentrsi kepada Tuhan, sering menggunakan simbol sebagai sarananya. Bukan arca, ka’bah, salib, linggayoni, padmasana, dan sebagainya yang disembah, itu semua tapi hanya sebagai alat memusatkan konsentrasi kepada Tuhan Yang Maha Esa yang hanya berhak di-sembah.

Demikian pula dengan Dewi Saraswati menga-pa kita memuja-Nya? Karena Dewi Saraswati adalah perwujudan philosofi weda, simbol dan vidya / ilmu pengetahuan, dan menguasai ucapan setiap orang. Kita semua mempunyai pengetahu-an, jiwa seni, intelek, perkataan/ucapan dan lain-lain. Jadi sadar tidak sadar, mau tidak mau, Dewi Saraswati selalu hadir dalam ucapan/perkataan dan pikiran kita semua tanpa membedakan ras, ethnic, agama dan kebangsaan.

MAKNA DARI PERAYAAN DEWI SARASWATI.

Dan perayaan ini kita dapat mengambil hik-mahnya, antara lain:
 
1.Kita harus bersyukur kepada Hyang Widhi atas kemurahan-Nya yang telah menganugrahkan vidya (ilmu pengetahuan) dan kecerdasan kepada kita semua.
 

2. Dengan vidya kita harus terbebas dari avidya (kebodohan) dan menuju ke pencerahan, kebe-naran sejati (sat) dan kebahagiaan abadi.
 

3.Selama ini secara spiritual kita masih tertidur lelap dan diselimuti oleh sang maya (ketidak-benaran) dan avidyam (kebodohan). Dengan vidya ini mari kita berusaha untuk melek/eling/bangun dan tidur kita, hilangkan selimut maya, sadarilah bahwa kita adalah atma, dan akhirnya tercapailah nirwana.
 

4. Kita belajar dan angsa untuk menjadi orang yang lebih bijaksana. Angsa bisa menyaring air, memisahkan makanan dan kotoran walaupun di air yang keruh/kotor atau lumpur. Juga jadilah orang baik, seperti buruk merak yang berbulu cantik, indah dan cemerlang walaupun hidupnya di hutan. 

5. Kita masih memerlukan/mempelajari ilmu pengetahuan dan sains yang sekuler, tetapi harus diimbangi dengan ilmu spiritual dengan peng-hayatan dan bakti yang tulus.
 

6. Laksanakan Puja/sembahyang sesuai de-ngan kepercayaannya masing-masing secara sederhana dengan bakti yang tulus/ihlas, bisa dirumah, kuil, atau pura dan lain-lain.
 
 
Awali dengan Ganesh Mantra, 0m nama saraswati mata ya namah, Tri sandia, Gayatri Saraswati, Mantra Asatoma, Mantra Shanti Universal (Loka samasta sukino bhavantu). Bila dilaksanakan agnihotra (homa yajna) baca 108 Saraswati Nawamali dan ditutup dengan Aarati Sarasvati. Dalam puja ini dianjurkan banyak mem-baca Gayatri Mantra (bait pertama Tri sandia) secara berulang-ulang.

Demikianlah semoga vidya akan membawa kita ke perdamaian secara universal, damai di bumi, damai di langit, damai di surga, (damai semua loka).

Kaos Hindu, Dewi Saraswati
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpmdVZQGkNLT9f10ysAGB2EPVURC35kFg-Bdzdz0VgMNfIlNlKckJEmEBEQAl2TVaxjaYbObD_LILo8VXM5oWT9eS6llLKK31S4LjbF7LKoHeIViKi6neWU4Vzhg5mc0W7gVgAED5R-cav/s72-c/Kaoshindu5.jpg
Detail
Kaos Hindu, Symbol Ongkara

Kaos Hindu, Symbol Ongkara

Rp 80,000.00


Kaos Hindu Symbol Ongkara Warna Kaos Hindu:Merah Maroon,



Sat = Yang tak berwujud Untuk memudahkan manusia menuju Sat, maka dimunculkanlah Ong Kara. Dari Ong Kara muncullah Dwi Aksara yaitu Ang dan Ah. Dwi Aksara juga adalah perlambang Rwabhineda (Dualitas), Ang adalah Purusa (Bapa Akasha) dan Ah adalah Prakerti (Ibu Prtivi). Pada tahapan berikutnya, dari Dwi Aksara ini muncullah Tri Aksara, yaitu Ang, Ung dan Mang. Dari banyak sumber pustaka, dikatakan bahwa AUM inilah yang mengawali sehingga muncullah OM. (Apakah ini petunjuk bahwa ONG itu lebih dulu/tua daripada OM?) Pada tahapan berikutnya, dari Tri Aksara muncullah Panca Aksara, yaitu SANG, BANG, TANG, ANG, dan ING. Dari Panca Aksara kemudian muncullah Dasa Aksara, yaitu SANG, BANG, TANG, ANG, ING, NANG, MANG, SING, WANG, dan YANG. Pada arah mata angin, Dasa Aksara terletak berurutan dari Timur = SANG, Selatan = BANG, Barat = TANG, Utara = ANG, dan tengah-tengah/poros/pusat = ING, kemudian Tenggara = Nang, Barat Daya = Mang, Barat Laut = SING, Timur Laut = WANG dan tengah-tengah/poros/pusat = YANG. Ada dua aksara yang menumpuk di tengah-tengah, yaitu ING dan YANG. (Apakah ini asal muasal YING dan YANG?) Tapak Dara (+) adalah simbol penyatuan Rwabhineda (Dualitas), (|) dan segitiga yang puncaknya ke atas, mewakili Purusa/Bapa Akasha/Maskulin/Al/El/God/Phallus. Sedangkan (-) dan segitiga yang puncaknya ke bawah mewakili Prakerti/Ibu Prtivi/Feminim/Aloah/Eloah/Goddess/Uterus. Hanya dengan melampaui Rwabhineda (dualitas), menyatukan/melihat dalam satu kesatuan yang utuh/keuTUHAN, maka pintu gerbang menuju Sat akan ditemukan. KeuTUHAN disini, bukan menjadikan satu, namun merangkum semuanya, menemukan intisari dari semua perbedaan yang ada tanpa menghilangkan atau menghapus perbedaan yang ada. Bukan juga merangkul semuanya dalam satu sistem tertentu, bukan juga untuk satu agama tertentu, tapi temukan dan kumpulkanlah semua serpihan kebenaran yang ada di setiap perbedaan yang membungkusnya. Inilah BHINEKA TUNGGAL IKA TAN HANNA DHARMA MANGRWA.
 
Memang pemahaman ini masih sulit diterima oleh mereka yang terjebak dalam dogma dan doktrin agama masing-masing. Pemahaman ini memang diperuntukkan bagi mereka yang akan dan sedang menapaki jalan spiritual. Dan bagi mereka yang telah melampaui jalan spiritualitas silahkan digunakan seperlunya.

sumber : http://kebangkitan-hindu.blogspot.com
Rp 80,000.00


Kaos Hindu Symbol Ongkara Warna Kaos Hindu:Merah Maroon,



Sat = Yang tak berwujud Untuk memudahkan manusia menuju Sat, maka dimunculkanlah Ong Kara. Dari Ong Kara muncullah Dwi Aksara yaitu Ang dan Ah. Dwi Aksara juga adalah perlambang Rwabhineda (Dualitas), Ang adalah Purusa (Bapa Akasha) dan Ah adalah Prakerti (Ibu Prtivi). Pada tahapan berikutnya, dari Dwi Aksara ini muncullah Tri Aksara, yaitu Ang, Ung dan Mang. Dari banyak sumber pustaka, dikatakan bahwa AUM inilah yang mengawali sehingga muncullah OM. (Apakah ini petunjuk bahwa ONG itu lebih dulu/tua daripada OM?) Pada tahapan berikutnya, dari Tri Aksara muncullah Panca Aksara, yaitu SANG, BANG, TANG, ANG, dan ING. Dari Panca Aksara kemudian muncullah Dasa Aksara, yaitu SANG, BANG, TANG, ANG, ING, NANG, MANG, SING, WANG, dan YANG. Pada arah mata angin, Dasa Aksara terletak berurutan dari Timur = SANG, Selatan = BANG, Barat = TANG, Utara = ANG, dan tengah-tengah/poros/pusat = ING, kemudian Tenggara = Nang, Barat Daya = Mang, Barat Laut = SING, Timur Laut = WANG dan tengah-tengah/poros/pusat = YANG. Ada dua aksara yang menumpuk di tengah-tengah, yaitu ING dan YANG. (Apakah ini asal muasal YING dan YANG?) Tapak Dara (+) adalah simbol penyatuan Rwabhineda (Dualitas), (|) dan segitiga yang puncaknya ke atas, mewakili Purusa/Bapa Akasha/Maskulin/Al/El/God/Phallus. Sedangkan (-) dan segitiga yang puncaknya ke bawah mewakili Prakerti/Ibu Prtivi/Feminim/Aloah/Eloah/Goddess/Uterus. Hanya dengan melampaui Rwabhineda (dualitas), menyatukan/melihat dalam satu kesatuan yang utuh/keuTUHAN, maka pintu gerbang menuju Sat akan ditemukan. KeuTUHAN disini, bukan menjadikan satu, namun merangkum semuanya, menemukan intisari dari semua perbedaan yang ada tanpa menghilangkan atau menghapus perbedaan yang ada. Bukan juga merangkul semuanya dalam satu sistem tertentu, bukan juga untuk satu agama tertentu, tapi temukan dan kumpulkanlah semua serpihan kebenaran yang ada di setiap perbedaan yang membungkusnya. Inilah BHINEKA TUNGGAL IKA TAN HANNA DHARMA MANGRWA.
 
Memang pemahaman ini masih sulit diterima oleh mereka yang terjebak dalam dogma dan doktrin agama masing-masing. Pemahaman ini memang diperuntukkan bagi mereka yang akan dan sedang menapaki jalan spiritual. Dan bagi mereka yang telah melampaui jalan spiritualitas silahkan digunakan seperlunya.

sumber : http://kebangkitan-hindu.blogspot.com
Kaos Hindu, Symbol Ongkara
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSU8yCKrhwz-2WjxWUFnwvwsngPdh1qjCJVM-aDCDleHv96tDg-GrhdoG-jdTWJnjfwlTx_yhIvNUK_H6RL7mOTCCDsLaVsR8xp-zN2QgevUZemgWhhGOCh6TjDQ1-ypnI9wGR6PE73ryN/s72-c/kaos+hindu+ongkara+india+cewek+.jpg
Detail

Selamat Datang

.
 
Support : Creating Website Copyright © 2011. Kaos Kreative komunitas Umat Hindu Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Proudly powered by Blogger